Tanaman strawberry berasal dari Amerika. Siapa yang tidak mengenal buah mungil yang menarik ini. Dari bentuknya yang sepintas terlihat kerucut hingga berbentuk bulat menambah ketertarikan trsendiri. Dengan aroma dan rasa yang khas menjadikan suatu keanekaragaman hayati yang kita rasakan saat ini. Kebutuhan akan strawberry semakin meningkat bukan hanya dikonsumsi sebagai pelengkap pada buah-buahan namun juga telah digunakan dalam pembuatan seperti selai, aroma terapi, bahan-bahan pelengkap makanan, serta kandungan zat pada strawberry sangat bermanfaat bagi tubuh. Oleh karena itu, alternative pemasaran menjadi hal yang sarat untuk dibahas guna mencapai profit yang maksimal.
Tull dan Kahle (1990) menyatakan bahwa pemasaran berperan penting bagi sebuah perusahaan (organisasi bisnis) dalam menciptakan hubungan atau link antara perusahaan dan pasar yang dilayaninya. Sebagaimana dikemukakan oleh Peter F.Drucker, bapak manajemen moderen, bahwa alasan utama dari eksistensi suatu perusahaan adalah menciptakan proses pertukaran barang dan jasa yang saling memuaskan antara perusahaan dan konsumen yang ada di pasar yang dilayani perusahaan (Kotler, 1997). Dari proses pertukaran demikian akan diperoleh pendapatan (revenue) yang, pada gilirannya, akan diperoleh laba (profit) (Kotler, 1997). Sementara itu, perhatian utama dari manajemen pemasaran adalah bagaimana menciptakan hubungan yang harmonis antara konsumen dan produsen dalam bentuk pertukaran baik barang maupun jasa yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak (Tull dan Kahle, 1990; Kotler, 1997).
Dengan demikian, adalah tidak keliru bila kita katakan bahwa setiap organisasi bisnis dalam merealisasikan tujuannya perlu didukung oleh manajemen pemasaran yang memadai. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan/atau produk yang berkaitan dengan teknologi informasi, termasuk di dalamnya.
Bagian 2: Konsep Dasar Pemasaran
2.1. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran: Definisi
Secara sederhana, pemasaran didefinisikan sebagai seperangkat kegiatan yang hasilnya adalah: (i) membuat tersedianya produk (barang atau jasa) yang dapat memuaskan konsumen dan (ii) memberikan keuntungan kepada perusahaan yang menawarkan produk tersebut (Joscon Network, 2002). Definisi yang lebih, katakanlah, formal tentang pemasaran dikemukakan Kotler, pakar manajemen pemasaran tersohor, yaitu bahwa:
“… pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana baik individu maupun kelompok yang terlibat dalam proses tersebut memperoleh apa (produk atau jasa) yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan menawarkan, dan mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai dengan pihak lain” (Kotler, 1997).
Apa pun definisinya, kegiatan pemasaran bermuara pada dua kondisi yang menguntungkan baik bagi pihak perusahaan (produsen) maupun pelanggan, yakni (Joscon Networks,2002):
1. Pelanggan dapat memperoleh produk (barang atau jasa) yang mereka butuhkan; dan
2. Produsen memperoleh keuntungan yang diperoleh secara sehat yang memungkinkan produsen untuk bisa mempertahakan keberlangsungan usahanya dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan di masa datang
Secara lebih rinci, Joscon Network (2002), menyebutkan bahwa pemasaran melibatkan kegiatan-kegiatan berikut:
a. Mencari tahu produk atau jasa apa yang diinginkan pelanggan;
b. Memproduksi produk atau jasa yang memiliki karakteristik dan kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan pelanggan;
c. Menentukan harga produk atau jasa secara tepat;
d. Mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan (mengemukakan secara verbal mengapa pelanggan perlu membeli produk atau jasa tersebut); dan
e. Menjual dan mengantarkan produk atau jasa ke tangan pelanggan. Dari rincian kegiatan di atas, jelas bahwa penjualan (selling) merupakan bagian dari kegiatan pemasaran. Antara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Lebih jauh dari itu, ternyata pemasaran melibatkan pelbagai kegiatan yang terintegrasi dari mulai penelusuran keinginan (calon) pelanggan hingga pengantaran produk ke tangan pelanggan.
2.2. Produk: Klasifikasi dan Karakteristik
Secara umum produk dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: (i) produk konsumen (consumer products); dan (ii) produk industri (industrial products). Dalam modul, pembahasan hanya akan difokuskan pada produk konsumen.
Produk tersebut dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu: (a) produk kebutuhan sehari-hari (convenience products); (b) produk kebutuhan rumah tangga (shopping products); (c) produk spesial (specialty products); dan (d) produk yang belum dirasakan penting manfaatnya (unsought products) (Tull dan Kahle, 1990; Kotler dan Armstrong, 1996 Kotler, 1997).
a. Produk Kebutuhan Harian (Convenience Products)
Yang dimaksud dengan produk kebutuhan harian adalah barang atau jasa yang biasa dibeli pelanggan dalam frekuensi tinggi, dalam waktu cepat, dan untuk memperolehnya tidak membutuhkan upaya terlalu banyak. Contohnya, antara lain, adalah: pasta gigi; shampo; sabun mandi; minyak rambut; dan sebagainya.
b. Produk Belanjaan (Shopping Products)
Produk kelompok ini biasanya dibeli konsumen setelah mereka membandingkan baik harga, kualitas maupun spesifikasi lainnya dari pedagang lainnya.. Contohnya, di antaranya, adalah lemari pendingin (kulkas), televisi, kompor gas, pendingin udara, dan sebagainya.
c. Produk Khusus (Specialty Products)
Produk khusus adalah kelompok produk yang memiliki karakteristik istimewa atau unik sehingga pelanggan mau membayarnya dengan harga tinggi dan rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk memperolehnya. Contohnya adalah mobil mewah (Roll-Royce, Maserrati, Porche, dan lain-lain), barang antik, dan sebagainya.
d. Produk Tidak Dicari (Unsought Products)
Kelompok produk adalah produk yang keberadaannya dan juga kemanfaatannya tidak banyak diketahui oleh konsumen. Contoh klasik dari kelompok produk ini adalah asuransi (jiwa dan yang lainnya) dan kapling untuk kuburan.
Pertanyaan yang perlu dijawab setelah memahami pengklasifikasian produk seperti dijelaskan di atas adalah: “Masuk ke dalam kelompok manakah produk paket strawberry?”. Sebagaimana kita ketahui bahwa buah ini merupakan produk yang biasanya sering menjadi kebutuhan konsumsi harian baik itu dalam bentuk mentahnya, maupun yang telah di olah ke dalam bentuk lainnya dan biasanya telah menjadi konsumsi rutin keluarga yang berada pada ekonomi menengah ke atas.
2.3. Segmentasi Pasar dan Penetapan Target
Segmentasi pasar tidak lain adalah pembagian atau pengelompokan pembeli berdasarkan geografik, demografik, psikografik, atau perilaku. Keempat dasar pengelompokan tersebut diyakini berpengaruh terhadap kebutuhan akan produk.
a. Segmentasi Geografik
Di sini, pasar pembeli atau konsumen dibagi berdasarkan lokasi di mana mereka berdomisili, yakni (i) negara, (ii) provinsi; (iii) kabupaten atau kota, (iv) kecamatan; atau (v) kompleks perumahan.
b. Segmentasi Demografik
Pasar pembeli dalam segmentasi ini dibagi berdasarkan variabel berikut: (i) umur; (ii) jenis kelamin; (iii) tingkat pendapatan; (iv) pekerjaan; (v) tingkat pendidikan; (vi) agama; atau (vii) ras/sukubangsa
c. Segmentasi Psikografik
Segmentasi pasar secara psikografik adalah mengelompokkan pasar pelanggan berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.
d. Segmentasi Perilaku
Di dalam segmentasi ini, pelanggan dikelompokkan berdasarkan pada variabel-variabel: (i) tingkat pengetahuan; (ii) sikap; dan (iii) penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk (Kotler dan Armstrong, 1996).
Jika kita analisis dari keempat segmentasi di atas kita bisa temukan bahwa produksi strawberry ditinjau dari segi geografik sepertinya tidak ada batasannya,. Produks strawberry dapat di kembangkan pasarnya secara nasional di Indonesia. Dari segi demografik harus di akui bahwa konsumen produk ini sebahagian besar adalah rakyat dengan ekonomi pertengahan ke atas.Begitu juga ditinjau dari segmentasi psikografik akan terlihat perbedaan konsumsi dari sisi gaya hidup dan kelas social. Ditinjau dari segi segmentasi prilaku sepertinya belum banyak konsumen yang mengidentifikasi dan memahami produk hasil olahan strawberry yang ada di pasaran.namun harus tetap di evaluasi dari pelanggan sejauh mana reaksi mereka terhadap produk yang diciptakan.
2.4. Strategi Pemasaran Produk Informasi Teknologi
Sebenarnya agak cukup sulit untuk bisa menentukan strategi pemasaran produk teknologi informasi sebelum kita bisa dengan cukup akurat mampu mengklasifikasikannya. Namun demikian, dalam modul ini kita bahas strategi pemasaran secara umum. Dari bahasan yang bersifat umum tersebut diharapkan kita bisa melihat sedikit lebih jernih tentang strategi yang cocok untuk produk informasi teknologi.
Kotler dan Armstrong (1996) dan Kotler (1997) membagi penyusunan strategi pemasaran suatu produk ke dalam beberapa langkah ;
Langkah pertama, yakni diferensiasi, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: (a) diferensiasi produk; (b) diferensiasi pelayanan; (c) diferensiasi personil; (d) diferensiasi saluran; dan (e) diferensiasi citra.
Langkah kedua, penentuan posisi penawaran pasar, difokuskan pada dua hal pokok, yaitu: (a) tingkat perbedaan (dari produk) yang akan dipromosikan; dan (b) jenis perbedaan yang akan dipromosikan.
Langkah ketiga, pengembangan produk baru, dibagi ke dalam 9 (sembilan) tahapan, yaitu: (a) pemunculan gagasan; (b) penyaringan gagasan; (c) pengembangan dan pengujian konsep: (d) pengembangan strategi pemasaran; (e) analisis bisnis; (f) pengembangan produk; (g) pengujian pasar; dan (h) komersialisasi.
Langkah keempat, pengelolaan strategi siklus hidup, didasarkan kepada keempat tahapan siklus hidup produk, yakni: (a) tahap perkenalan; (b) tahap petumbuhan; (c) tahap kedewasaan; dan (d) tahap penurunan.
Dari produk strawberry yang akan di pasarkan kita bisa menerapkan system pemasarannya dalam bentuk diferensiasi, penentuan posisi penawaran pasar, dan pengelolaan strategi siklus hidup produk. Untuk proses yang terdiferensiasi kita bisa lebih mengkhususkan pada diferensiasi produk dengan meningkatkan kualitasnya, diferensiasi saluran dengan memilih target pasar yang tepat untuk penyaluran, dan yang terakhir diferensiasi citra untuk menjadikan produk strawberry kita sebagai produk yang memiliki label terkenal.