Selasa, 14 Juni 2011

UAS ONLINE

 

Jawaban 1 :
Berdasarkan prosedur evaluasi menurut Morgan pada langkah 1 yaitu mengecek tujuan.Menurut saya kelompok kami sudah cukup maksimal dalam melakukan prosedur langkah 1 ini. Dimana kami sebelum melakukan evaluasi dari performa kelompok kami, kami sudah menetapkan tujuan  atau mengecek tujuan baik tujuan awal dari pelatihan yang kami laksanakan ataupun tujuan dari evaluasi itu sendiri.Adapun langkah konkrit yang tampak adalah kami meminta peserta pelatihan memberikan  feedback langsung mengenai bagaiamana jalannya pelatihan yang kami laksanakan, berupa materi, isi pelatihan, kualitas materi. Nah, lagkah ini kami  ambil berdaskan tujuan  evaluasi yang telah kami sepakati bersama.Dimana dari feedback tersebut kami dapat mengetahui apakah pelatihan tersebut sudah sesuai dengan tujuan awal diadakannya pelatihan tersebut. Adapun langkah - langkah atau kontribusi yang saya berikan untuk kelompok saya adalah saya telah menyumbangkan berupa ide - ide mengenai apasih tujuan kami melakukan pelatihan tersebut, yaitu diantaranya ide bagaiamana sih cara yang efektif agar materi pelatihan yang diberikan dapat di formulasikan dalam kehidupan nyata.Dengan kata lain saya memberi ide berupa tujuan pelatihan kami agar pelatiihan yang dilakukan dapat benar -benar di implementasikan dalam kehiupan nyata,bukan hanya berupa teori saja.Sedangkan dalam sisi tujuan evaluasi, saya juga membantu dalam hal pengambilan kesimpulan apakah pelatihan yang kami lakukan telah mencapai atau sesuai tujuan awal berdasarkan selembaran kertas yang telah kami bagikan kepada peserta pelatihan.

Jawab 2
Langkah ke 3 Mengumpulkan bukti
Menurut saya dalam lanagkah ke 3 ini, kami tidak melakukannya dengan maksilmal, karena dalam hal mengumpulkan bukti, kelompok kami hanya memberi selembaran kertas untuk menuliskan feedback langsung berupa bgaiamana performansi kelompok kami dari mulai isi materi, bahan,kesan ,pesan,saran dll.Dan hal itupun hanya kami lakukan di akhir sesi pelatihan . Seharusnya sesuai dengan prosedur pelatihan menurut Morgan, et al.(1976 ) dalam hal mengumpulkan bukti ada 3 waktu :
1. Sebelum kegiatan di mulai , tujuan sebagai patokan yang dapat menujukkan kemampuan awal peserta didik pada awal kegiatan. Sehingga di kemudian hasi akan dapat ditentukan seberapa jauh kemjuan dari peserta pelatihan tersebut
2. Saat kegiatan berlangsung, tujuan untuk mengetahui tingkat dan kecepatan kemajuan yang dialami peserta didik atau peserta pelatihan.
3. Akhir kegiatan, tujuannnya bukti ini yang menunjukkan seberapa jauh perubahan yang terjadi dalam diri peserta pelatihan

Nah berarti berdasarkan dari langkah ketiga dari prosedur evaluasi Morgan, et al ( 1976 ) diatas agar dalam hal mengumpulkan bukti dapat benar - benar dipercaya dan valid,seharusnya dalam laporan evaluasi kelompok kami, kami menjelaskan :
1. kemampuan awal peserta didik pada awal kegiatan
2.Membuat laporan mengenai kecepatan kemajuan yang dialami peserta pelatihan
3.Membuat laporan mengenai seberapa jauh perubahan yang terjadi dalam diri peserta pelatihan


Dengan adanya laporan di atas kita dapat mengetahui seberapa jauh kemajuan dari peserta pelatihan tersebut dengan mebaca hasil evaluasi tersebut,serts dapat mengeahui apakah pelatihan yang kita laksanakan sesuai dengan tujuan awal kita untuk melakukan atau melaksanakan pelatihan itu sendiri.




Testimoni :
Ujian hari ini sangat menyenangkan, karena tidak seperti ujian biasanya,dimana merasakan presure yang sangat mengerikan bagi saya.Namun dalam ujian online POD ini merupakan ujian yang sangat  membantu  kami semua dalam hal menambah wawasan lagi dan tentunya sangat santai .Ujian hari ini adalah merupakan penglaman baru lagi dalam hal dunia belajar mengajar, dimana sebagai orang dewasa saya dapat menerima atau menambah pengetahuan saya kembali bagaimana cara mengatur waktu dengan efisien dengan metode yang kita laksanakan ini.

Kesan : Senang mengambil mata kuliah ini, menambah wawasan lagi dan semakin melatih dalam hal kuliah online, sebagai orang dewasa saya di ingatkan kembali bagaimana melakukan dan melaksanakan sesuatu, karena setiap perilaku punya konsekuensi nya.

Pesan : Metode ini harus di pertahankan atau lebih di kembangkan, mungikn bisa dengan materi kuliahnya disampaikan dengan online juga buk,jadi benar - benar memanfaatkan kemajuan teknologi yang ada




Rabu, 25 Mei 2011

simulasi uas online

SOAL 1
Berdasarkan evaluasi konerja kelompok, prinsip yang telah saya lakukan berdasarkan prinsip umum pendidkan dan psikologi ( Morgan, et al, 1976 ) 


1.       Mempunyai tujuan yang pasti
Dimana dalam hal ini evaluasi dilakukan hanya untuk mencapai tujuan yang pasti, dimana saya sebagai anggota kelompok memberi kan  hasil evaluasi yang  harus dapat untuk memecahkan masalah yang ada, baik dari segi persiapan hingga penyajian materi yang ada.

     2. Menggunakan tujuan perilaku yang terjangkau dan pasti
Dimana dalam poin ini evaluasi yang saya sumbangkan untuk kelompok kami harus  menggunakan tujuan yang pasti. Dimana tujuan ini dapat menjadi feedback untuk kelompok kami
 .              3.  Menggunakan instrument yang tepat dalam evaluasi
Dalam mengevaluasi hasil kenerja kelompok, akan lebih baikm apabila diberikan suatu intstrumen pengambilan data, dimana data tersebut dapat member feedback langsung kepada kelompok. Adapun data yang digunakan berupa lembaran kesan pesan dari pelatihan yang telah kami lakukan.
 .            4.   Tidak perlu mengevaluasi semua hasil pembelajaran
Dalam hal ini dikatakan tidak perlu bahkan tidak dianjurkan untuk mnegevaluasi semua hasil pembelajaran. Nah, dalam hal ini saya lebih focus pada pemberian evaluasi terhadapm persiapan kelompok kami.


Jawaban soal 2
Prosedur evaluasi saya dan kelompok pelatiihan gunakan adalah

Langkah 1 : Mengecek tujuan
Dalam mengevaluasi sesuatu, dalam hal ini adalah pelatihan kewirausahaan yang telah kami lakukan, dinyatakan bahwa semua evaluasi  harus berdasarkan pada objektif perilaku yang pasti. Oleh karena itu, langkah pertama adalah  memeriksa tujuan performansi atau perilaku dari setiap kegiatan yang di evaluasi.Adapun tujuan dari evaluasi kelompok yang kami lakukan

Langkah 2 : Memeriksa apa yang dilakukan untuk mencapai tujuan
Langkan ini merupakan langkah yang penting ketika mengevaluasi metode mengajar atau mengajar, dalam hal ini dalam mengevaluasi pelatihan yang telah kami berikan.Nah walau dalam hal ini kelpompok kami tidak membbuat seperti table yang ada pada  Suprijanto ( 2007 ) hal : 216, namun kami memformulasikannya dalam bentuk, menyusun laporan dari hasil kegiatan pelatihan yang kami lakuakn dalam bentuk poin – poin. Contohnya : isi pelatihan, kualitas materi dll.

Langkah 3 : Mengumpulkan bukti
Setiap orang terdidik harus dilatih mengenai bukti ( Suprijanto,2007 ). Suatu keputusan harus di ambil berdasarkan bukti yang lengkap dan valid. Nah dalam evaluasi kelompok kami adapun bukti yang di maksud adalah berupa feedback langsung yang berupa catatan yang di berikan dari dosen pembimbing serta catatan masukan dari teman – temana peserta pelatihan.

Langkah 4 : Menentukan sumber bukti
Adapun pada langkah ini berhubungan dengan dari mana informasi diperoleh. Dalam evaluasi kami sumber bukti adalah para peserta yang mengikuti pelatihan kewirausahaan, dan di tambahb feedback langsung dari dosen pembimbing.

Langkah 5 : Menentukan alat untuk memperoleh bukti
Ada sejumlah alat yang digunakan untuk memperoleh bukti untuk keperluan evaluasi. Seperti yang saya jelaskan tadi kami dalam evaluasi ini menggunakakn selembaran kertas yang harus diidi para peserta pelatihan dengan bagaimana pesan kesan serta masukan untuk kekurangan ddan kelebihan dari pelatihan yang telah kami laksanakan.

Langkah 6 : Menganalisis bukti
Banyak manfaat yang dapat di peroleh oleh pendidik orang dewasa dari pelaksanaan setiap hasil evaluasi. Nah, kami dari kelompok pelatihan mendapat banyak feedback dari para peserta pelatihan dan dosen pembimbing saat itu.Dari hasil itu kami analisa, yang akhirnya kami simpulkan secara garis besar

Langkah 7 : Menggunakan hasil
Dari hasil evaluasi yang kami peroleh, hasil tersebut dapat digunakan untuki :
a.       Perbaikan kedepan untuk kita semua, apabila melakkukan pelatihan
b.      Menambah wawasan atau pengaalaman kita di bidang pelatihan kewiraushaan

Refernsi :
  • Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa; dari teori hingga aplikasi.Jakarta: Bumi Aksara
  Testimoni :

 Saya sangat antusias dengan metode belajar seperti ini, selain menjadikan mahasiswa yang semakin handal di bidang teknologi,walau ini adalah hal yang sangat sederhana masih,namun banyak mahasiswa yang sebenarnya tidak paham dengan metode online seperti ini,, untuk simulasi hari ini, sangat baik menurut saya,namun hal yang saya takutkan adanya hal - hal yang tidak terduga - duga timbul saat ujian nanti. Contohnya : hari ini modem saya tiba - tiba rusak .Jadi kita sebagai orang dewasa harus dapat menyikapi ini dengan dewasa pula



Selasa, 17 Mei 2011

Testimoni Performa Seluruh Kelomp


Demonstrasi

Bagi saya sulit rasanya jika diminta meletakkan objektifitas murni dalam penilaian yang bersumber dari subjektifitas pribadi. Hal ini juga saya alami dalam menilai performa kelompok demonstrasi. Secara umum, sebagai yang pertama, kelompok demonstrasi tergolong sudah cukup mapan dalam mempersiapkan demonstrasi mereka. Walau sempat terjadi mati listrik pada saat demonstrasi akan dimulai, namun kelompok secara kreatif berusaha menanggulangi masalah tersebut dengan memberikan penjelasan kepada kami dan memberikan alternatif cara dalam memperagakan proses demonstrasi.
Dalam demonstrasi membuat coklat strawberry yang dilakukan kelompok, saya merasa sangat apresiatif. Selain karena ini merupakan pengalaman pertama saya ikut dalam demonstrasi membuat coklat, hal lain yang juga menjadi nilai tambah adalah pengetahuan yang saya dapat menjadi bertambah. Saya jadi tahu secara aplikatif bahwa ternyata coklat memang benar-benar memiliki titik jenuh karena selama ini saya hanya mengetahuinya secara  teori tanpa pernah memahaminya lewat jalan implementatif.
Secara umum performa kelompok saya rasa cukup memuaskan. Harapannya agar ke depannya kelompok demonstasi dalam lebih kreatif dalam memilih bahan.

Diskusi

Awalnya saya berpandangan bahwa diskusi itu cenderung pada brainstorming dan perdebatan dalam merasionalisasi argumen masing-masing-masing individu kepada individu lain. Namun ternyata pendapat saya itu tidak sepenuhnya benar karena kelompok diskusi menyajikan bentuk lain dari diskusi yang benar-benar berbeda dari diskusi pada umumnya. Saya rasa itu bisa jadi main point bagi kelompok diskusi.
Meski kelompok telah berusaha maksimal dalam menyiapkan performa terbaik dalam diskusi, namun sangat disayangkan karena diskusi yang terjadi berjalan cenderung monoton dan agak membosankan. hal ini dapat terjadi karena menurut saya metode diskusi yang dipilih kelompok kurang representatif terhadap model-model peserta seperti kami. Mungkin metode diskusi flanel ini akan lebih cocok diterapkan pada kelompok diskusi yang lain. Selain itu bahan permasalahan juga menurut saya kurang menarik untuk dikaji. Mestinya kelompok bisa menerapkan kajian-kajian kreatif dalam diskusi kemarin meskipun tetap dibingkai dalam tema diskusi yang sama.
Namun secara umum performa kelompok dan usaha mereka saya rasa pantas diberikan apresiasi tersendiri. Good job.

Karyawisata

Bagi saya pribadi, kelompok karyawisata merupakan kelompok yang paling profesional (selain karena memang mereka memilih pemateri profesional:P) baik dari segi acara maupun segi pemilihan materi. Saya benar-benar merasa terkesan saat diajak berkaryawisata ke Sushi Tei, karena jujur saja, kalau bukan karena karyawisata ini, mungkin saya tidak akan pernah masuk dan mencicipi hidangan di Sushi Tei itu (tentu saja ini karena masalah harga menunya yang melambung tinggi sampai ke langit). Selain itu profesionalitas Sushi tei dalam menyajikan program karyawisata benar-benar memberikan kesan tersendiri yang sulit dilupakan.
Overall…Good Job…I Like It…So Much.

Pelatihan

Secara umum saya katakan kelompok saya berhasil, namun tidak bisa dipungkiri ada banyak sekali ketidaksiapan yang kami alami terkait performa kami. Saya hanya berharap agar kelompok pelatihan ke depannya dapat lebih baik lagi dalam mempersiapkan performanya. Sebisa mungkin lakukan upaya preventisasi terhadap berbagai kemungkinan yang tidak kita harapkan karena hal ini bisa saja terjadi sewaktu-waktu. Terima kasih.

Senin, 16 Mei 2011

Evaluasi Performa Kelompok Pelatihan

Tim Pelatihan

M. Ricky Sanjaya 091301005
Bobby Kurniawan 091301034
Imam Setiawan 091301044
Cipta Arief Wibawa 091301099

EVALUASI PERFORMA
KELOMPOK PELATIHAN
 

        Performa kelompok pelatihan diadakan pada tanggal 28 April 2011, di ruang 2B Fakultas Psikologi USU. Dalam pelatihan ini kami mengusung topik dengan tema wirausaha. Adapun pelatihan yang kami bawakan adalah “Manajemen Pemasaran Buah Strawberry”. Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah memberikan informasi, pengetahuan, serta pemahaman mengenai bisnis strawberry kepada peserta.
         Secara umum, performa yang kami lakukan kami nilai moderat. Hal ini kami simpulkan dari pernyataan seluruh peserta mengenai kesan dan pesan dari performa pelatihan yang kami lakukan. Adapun evaluasi dari kelompok pelatihan kami adalah sebagai berikut (mengacu kepada model evaluasi Jack J Phillips, portalhr.com).

Fase Reaksi

Isi Pelatihan
Adapun isi/materi pelatihan yang kami tawarkan cukup menarik serta sistematis berdasarkan penilaian peserta, namun isi materi tidak terlalu fokus dengan permasalahan yag kami angkat yaitu mengenai manajemen pemasaran strawberry.

Kualitas Materi
Materi yang disampaikan adalah menarik dan cukup happening pada saat sekarang ini, karena mengangkat isu wirausaha yang menjadi salah satu alternatif pemecah permasalahan ekonomi negara pada saat ini. Fasilitas audiovisual juga cukup memadai dalam pelatihan ini.

Metode Pelatihan
Metode yang kami gunakan dalam pelatiha ini cukup sesuai dengan materi yang disampaikan.
Instruktur/Trainer
Adapun trainer yang menyampaikan materi dalam pelatihan ini dinilai cukup baik serta menguasai materi menurut peserta. Trainer juga dinilai cukup bersemangat dalam menyampaikan materi.

Logistik
Fasilitas audiovisual serta ruangan yang kami gunakan juga cukup kondusif dalam melaksanakan tugas pelatihan ini, selain itu hardcopy materi juga kami sediakan bagi para peserta. Namun, seperti kondisi ruangan kurang dipersiapkan dengan baik.

Fase Learning
Dalam fase ini menuntut para peserta untuk mampu memahami isi materi, sehingga kami melakukan semacam simulasi. Untuk itu dalam pemenuhannya, kami meminta para peserta untuk mampu membuat perencaan dalam wirausaha yaitu analisis SWOT. Hasilnya, terlihat peserta belum mampu mengeksplorasi perencaan bisnis dengan baik. Untuk itu, trainer menjelaskan kembali bagaimana cara mendeteksi analisis SWOT dengan baik. Selain itu, moderator juga mempersilakan peserta untuk bertanya jika ada yang belum dipahami.
Untuk kedua tahap terakhir yaitu Application dan Impact, pelatihan ini tidak melanjutkannya sampai kepada kedua tahap ini, karena kedua tahap terakhir dinilai membutuhkan modal yang besar serta aplikasi yang bersifat jangka panjang.

Secara keseluruhan, evaluasi kelompok yang kami simpulkan sebagai berikut;

Kelebihan
Materi yang disampaikan menarik.
Trainer tampak bersemangat dalam menyampaikan materi.
Materi yang disampaikan sistematis sehingga mudah dipahami.
Tampilan slide presentasi yang interaktif dan atraktif.
Trainer terlihat kompak.

Kekurangan
Materi yang disampaikan kurang fokus pada permasalahan
Trainer kurang rinci dalam menjelaskan materi
Kondisi ruang tidak dipersiapkan dengan baik
Proporsi waktu antar trainer tidak seimbang.

Perincian Biaya

Foto Copy Materi Pelatihan : 10 X 5000 = Rp. 50.000

SUSUNAN KRONOLOGIS PELAKSANAAN PELATIHAN

1. Pembukaan oleh Moderator (11.15 – 11.20)
- Pengenalan kelompok
- Pengenalan trainer
- Pemaparan tujuan pelatihan
2. Pemberian Materi Oleh Trainer (11.20 – 12.25)
– Pemaparan oleh Imam Setiawan
- Pemaparan oleh Bobby Kurniawan
– Simulasi oleh Cipta Arief Wibawa
3. Tanya Jawab dipandu oleh Moderator (12.25 – 12.35)
4. Penutupan (12.35)

Referensi
http://www.portalhr.com/kolom/2id93.html

Minggu, 10 April 2011

Modul Pelatihan (revisi)

MANAJEMEN PEMASARAN BUAH STRAWBERRY

Tim Penyusun:
Latar Belakang

Peningkatan keterampilan (skill) merupakan sebuah kebutuhan hidup bagi tiap orang. Terlebih apabila pelatihan yang diberikan dapat menunjang peningkatan spesifikasi  orang tersebut. Pelatihan di sini sendiri adalah salah satu metode dalam pendidikan orang dewasa yang lazim digunakan dalam meningkatkan pengetahuan keterampilan, serta mengubah sikap peserta dengan cara yang spesifik. Berkaitan dengan hal inilah kami mulai melihat bahwa pelatihan dalam sektor manajemen dan pemasaran buah strawberry.
Strawberry adalah salah satu buah yang paling diminati saat ini. Hal ini dikarenakan fungsinya yang bukan hanya sebagai buah pelengkap pada makanan lain, namun juga sebagai penambah cita rasa dari makanan serta pewangi makanan. Selain hal tersebut, buah strawberry juga terasa nikmat jika dimakan begitu saja. Kekhasan rasanya bukan hanya terletak dari aromanya, namun juga rasa segar yang dirasa setelah memakannya.
Buah strawberry merupakan salah satu komoditi yang mempunyai prospek pasar yang cukup diperhitungkan. Hal ini terlihat dari banyaknya perkebunan yang menjadikan strawberry sebagai produksi utamanya. Untuk itu, kami melihat hal ini dapat menjadi sebuah potensi bisnis yang menguntungkan. Oleh karena itu, diperlukannya pelatihan bagi mereka yang berminat untuk memulai bisnis dibidang pemasaran strawberry yang sudah terbukti keberhasilannya serta terjangkau oleh masyarakat.

2. Tujuan Pelatihan
Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah memberikan wawasan, pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan masyarakat dalam memulai bisnis dalam sektor pemasaran strawberry. Pelatihan ini memfokuskan pemasaran pada segmen pasar lokal, seperti kompleks perumahan, ataupun pasar buah lokal.

3. Manfaat
Manfaat yang didapat peserta yaitu:
  1. Mengetahui prospek dan peluang bisnis strawberry dalam lingkup usaha kecil menengah
  2. Mendapatkan pemahaman konsep manajemen pemasaran strawberry yang baik.
4. Materi
Adapun materi yang disajikan :
  1. Mengapa berbisnis strawberry?
    Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa strawberry adalah salah satu buah yang mempunyai potensi pasar yang cukup menguntungkan. Untuk itu, disini nanti akan dijelaskan mengenai keuntungan serta manfaat yang dapat diperoleh dari memilih buah strawberry sebagai  produk usaha dibandingkan dengan memilih buah lainnya.
  2. Pemilihan produk
    Pada materi ini akan dipaparkan bagaimana memilih produk yang baik dan berkualitas. Pemilihan produk yang baik sangat penting, karena hal ini berhubungan erat dengan kepuasan konsumen.
  3. Strategi pemasaran
    Disini akan dipaparkan secara rinci mengenai bagaimana strategi pemasaran yang baik. Strategi pemasaran meliputi deskripsi lengkap mengenai produk, penentuan harga, promosi, serta penempatan distribusi produk sehingga mudah diakses oleh pelanggan (affordable)
  4. Analisis pesaing
    Disini kami akan memaparkan secara rinci mengenai analisis pesaing yaitu kemungkinan adanya pengusaha lain yang menjual produk yang sama. 
  5. Anggaran (Budget)
    Rincian mengenai budget yang akan kita keluarkan untuk memulai bisnis strawberry ini.

5. Peserta Pelatihan
Mahasiswa Psikologi USU yang mengikuti mata kuliah Andragogi T.A 2011

6. Jumlah Peserta
Jumlah peserta 10 orang

7. Alat & Bahan
  1. Modul Pelatihan
  2. LCD Infocus
  3. Laptop
8. Jadwal Pelatihan dan Durasi
-  Kamis, 21 April 2011
-  Durasi pelatihan selama 80 menit. Dimulai pukul 11.10 – 12.30 WIB. Waktu dapat berubah sesuai kebutuhan.

9. Lokasi Pelatihan
Ruang 2B Fakultas Psikologi USU

10. Instruktur
a. Cipta Arief Wibawa
b. Bobby Kurniawan
c. Imam Setiawan

11. Moderator
Ricky Sanjaya


RANCANGAN KEGIATAN
PEMBUKAAN
Perkenalan kelompok
Pada sesi ini tim pelatihan  akan memperkenalkan diri , yang dipandu oleh moderator, yang dilanjutkan dengan pemaparan singkat mengenai tema pelatihan yang akan dibawakan oleh kelompok pelatihan, yaitu tentang  “  Manajemen Pemasaran Buah Strawbery ”.

PELATIHAN
Para instruktur memberikan pemaparan materi pelatihan. Pelatihan akan dilaksanakan selama 60 menit. Proporsi waktu untuk tiap-tiap instruktur bebas / tidak ditentukan.

PERTANYAAN & PENUTUP
Sesi terakhir yaitu para peserta dapat mermberikan pertanyaan sehubungan dengan materi. Setelah pertanyaan dikumpulkan, para instruktur dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, yang kemudian diakhiri dengan pemberian kesimpulan dan salam penutup dari moderator.

PERINCIAN  BIAYA
Alat dan Bahan
  1. Foto Copy Modul Pelatihan    : 10 X 5000 = Rp. 50.000
Daftar Pustaka

  • Yusnadi, (200-)Andragogi, Pendidikan Orang Dewasa. Medan: Unimed Press.
  • Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa; dari teori hingga aplikasi.Jakarta: Bumi Aksara

Kamis, 31 Maret 2011

Modul Pelatihan


MANAJEMEN PEMASARAN BUAH STRAWBERRY
Fokus Penyusunan Rencana Pemasaran
Bagian 1: Pendahuluan

Tanaman strawberry berasal dari Amerika. Siapa yang tidak mengenal buah mungil yang menarik ini. Dari bentuknya yang sepintas terlihat kerucut hingga berbentuk bulat menambah ketertarikan trsendiri. Dengan aroma dan rasa yang khas menjadikan suatu keanekaragaman hayati yang kita rasakan saat ini. Kebutuhan akan strawberry semakin meningkat bukan hanya dikonsumsi sebagai pelengkap pada buah-buahan namun juga telah digunakan dalam pembuatan seperti selai, aroma terapi, bahan-bahan pelengkap makanan, serta kandungan zat pada strawberry sangat bermanfaat bagi tubuh. Oleh karena itu, alternative pemasaran menjadi hal yang sarat untuk dibahas guna mencapai profit yang maksimal.

Tull dan Kahle (1990) menyatakan bahwa pemasaran berperan penting bagi sebuah perusahaan (organisasi bisnis) dalam menciptakan hubungan atau link antara perusahaan dan pasar yang dilayaninya. Sebagaimana dikemukakan oleh Peter F.Drucker, bapak manajemen moderen, bahwa alasan utama dari eksistensi suatu perusahaan adalah menciptakan proses pertukaran barang dan jasa yang saling memuaskan antara perusahaan dan konsumen yang ada di pasar yang dilayani perusahaan (Kotler, 1997). Dari proses pertukaran demikian akan diperoleh pendapatan (revenue) yang, pada gilirannya, akan diperoleh laba (profit) (Kotler, 1997). Sementara itu, perhatian utama dari manajemen pemasaran adalah bagaimana menciptakan hubungan yang harmonis antara konsumen dan produsen dalam bentuk pertukaran baik barang maupun jasa yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak (Tull dan Kahle, 1990; Kotler, 1997).

Dengan demikian, adalah tidak keliru bila kita katakan bahwa setiap organisasi bisnis dalam merealisasikan tujuannya perlu didukung oleh manajemen pemasaran yang memadai. Perusahaan yang bergerak di bidang jasa dan/atau produk yang berkaitan dengan teknologi informasi, termasuk di dalamnya.

Bagian 2: Konsep Dasar Pemasaran

2.1. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran: Definisi

Secara sederhana, pemasaran didefinisikan sebagai seperangkat kegiatan yang hasilnya adalah: (i) membuat tersedianya produk (barang atau jasa) yang dapat memuaskan konsumen dan (ii) memberikan keuntungan kepada perusahaan yang menawarkan produk tersebut (Joscon Network, 2002). Definisi yang lebih, katakanlah, formal tentang pemasaran dikemukakan Kotler, pakar manajemen pemasaran tersohor, yaitu bahwa:

“… pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial di mana baik individu maupun kelompok yang terlibat dalam proses tersebut memperoleh apa (produk atau jasa) yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan menawarkan, dan mempertukarkan produk atau jasa yang bernilai dengan pihak lain” (Kotler, 1997).

Apa pun definisinya, kegiatan pemasaran bermuara pada dua kondisi yang menguntungkan baik bagi pihak perusahaan (produsen) maupun pelanggan, yakni (Joscon Networks,2002):

1. Pelanggan dapat memperoleh produk (barang atau jasa) yang mereka butuhkan; dan
2. Produsen memperoleh keuntungan yang diperoleh secara sehat yang memungkinkan produsen untuk bisa mempertahakan keberlangsungan usahanya dalam rangka memenuhi kebutuhan pelanggan di masa datang

Secara lebih rinci, Joscon Network (2002), menyebutkan bahwa pemasaran melibatkan kegiatan-kegiatan berikut:

a. Mencari tahu produk atau jasa apa yang diinginkan pelanggan;

b. Memproduksi produk atau jasa yang memiliki karakteristik dan kualitas yang sesuai dengan yang diinginkan pelanggan;

c. Menentukan harga produk atau jasa secara tepat;

d. Mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan (mengemukakan secara verbal mengapa pelanggan perlu membeli produk atau jasa tersebut); dan

e. Menjual dan mengantarkan produk atau jasa ke tangan pelanggan. Dari rincian kegiatan di atas, jelas bahwa penjualan (selling) merupakan bagian dari kegiatan pemasaran. Antara keduanya mempunyai pengertian yang berbeda. Lebih jauh dari itu, ternyata pemasaran melibatkan pelbagai kegiatan yang terintegrasi dari mulai penelusuran keinginan (calon) pelanggan hingga pengantaran produk ke tangan pelanggan.

2.2. Produk: Klasifikasi dan Karakteristik

Secara umum produk dibagi ke dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: (i) produk konsumen (consumer products); dan (ii) produk industri (industrial products). Dalam modul, pembahasan hanya akan difokuskan pada produk konsumen.

Produk tersebut dibagi ke dalam 4 (empat) kelompok, yaitu: (a) produk kebutuhan sehari-hari (convenience products); (b) produk kebutuhan rumah tangga (shopping products); (c) produk spesial (specialty products); dan (d) produk yang belum dirasakan penting manfaatnya (unsought products) (Tull dan Kahle, 1990; Kotler dan Armstrong, 1996 Kotler, 1997).

a. Produk Kebutuhan Harian (Convenience Products)

Yang dimaksud dengan produk kebutuhan harian adalah barang atau jasa yang biasa dibeli pelanggan dalam frekuensi tinggi, dalam waktu cepat, dan untuk memperolehnya tidak membutuhkan upaya terlalu banyak. Contohnya, antara lain, adalah: pasta gigi; shampo; sabun mandi; minyak rambut; dan sebagainya.

b. Produk Belanjaan (Shopping Products)

Produk kelompok ini biasanya dibeli konsumen setelah mereka membandingkan baik harga, kualitas maupun spesifikasi lainnya dari pedagang lainnya.. Contohnya, di antaranya, adalah lemari pendingin (kulkas), televisi, kompor gas, pendingin udara, dan sebagainya.

c. Produk Khusus (Specialty Products)

Produk khusus adalah kelompok produk yang memiliki karakteristik istimewa atau unik sehingga pelanggan mau membayarnya dengan harga tinggi dan rela mengorbankan waktu dan tenaga untuk memperolehnya. Contohnya adalah mobil mewah (Roll-Royce, Maserrati, Porche, dan lain-lain), barang antik, dan sebagainya.

d. Produk Tidak Dicari (Unsought Products)

Kelompok produk adalah produk yang keberadaannya dan juga kemanfaatannya tidak banyak diketahui oleh konsumen. Contoh klasik dari kelompok produk ini adalah asuransi (jiwa dan yang lainnya) dan kapling untuk kuburan.

Pertanyaan yang perlu dijawab setelah memahami pengklasifikasian produk seperti dijelaskan di atas adalah: “Masuk ke dalam kelompok manakah produk paket strawberry?”. Sebagaimana kita ketahui bahwa buah ini merupakan produk yang biasanya sering menjadi kebutuhan konsumsi harian baik itu dalam bentuk mentahnya, maupun yang telah di olah ke dalam bentuk lainnya dan biasanya telah menjadi konsumsi rutin keluarga yang berada pada ekonomi menengah ke atas.

2.3. Segmentasi Pasar dan Penetapan Target

Segmentasi pasar tidak lain adalah pembagian atau pengelompokan pembeli berdasarkan geografik, demografik, psikografik, atau perilaku. Keempat dasar pengelompokan tersebut diyakini berpengaruh terhadap kebutuhan akan produk.

a. Segmentasi Geografik

Di sini, pasar pembeli atau konsumen dibagi berdasarkan lokasi di mana mereka berdomisili, yakni (i) negara, (ii) provinsi; (iii) kabupaten atau kota, (iv) kecamatan; atau (v) kompleks perumahan.

b. Segmentasi Demografik

Pasar pembeli dalam segmentasi ini dibagi berdasarkan variabel berikut: (i) umur; (ii) jenis kelamin; (iii) tingkat pendapatan; (iv) pekerjaan; (v) tingkat pendidikan; (vi) agama; atau (vii) ras/sukubangsa

c. Segmentasi Psikografik

Segmentasi pasar secara psikografik adalah mengelompokkan pasar pelanggan berdasarkan pada karakteristik kelas sosial, gaya hidup, dan kepribadian.

d. Segmentasi Perilaku

Di dalam segmentasi ini, pelanggan dikelompokkan berdasarkan pada variabel-variabel: (i) tingkat pengetahuan; (ii) sikap; dan (iii) penggunaan atau reaksi mereka terhadap suatu produk (Kotler dan Armstrong, 1996).

Jika kita analisis dari keempat segmentasi di atas kita bisa temukan bahwa produksi strawberry ditinjau dari segi geografik sepertinya tidak ada batasannya,. Produks strawberry dapat di kembangkan pasarnya secara nasional di Indonesia. Dari segi demografik harus di akui bahwa konsumen produk ini sebahagian besar adalah rakyat dengan ekonomi pertengahan ke atas.Begitu juga ditinjau dari segmentasi psikografik akan terlihat perbedaan konsumsi dari sisi gaya hidup dan kelas social. Ditinjau dari segi segmentasi prilaku sepertinya belum banyak konsumen yang mengidentifikasi dan memahami produk hasil olahan strawberry yang ada di pasaran.namun harus tetap di evaluasi dari pelanggan sejauh mana reaksi mereka terhadap produk yang diciptakan.

2.4. Strategi Pemasaran Produk Informasi Teknologi

Sebenarnya agak cukup sulit untuk bisa menentukan strategi pemasaran produk teknologi informasi sebelum kita bisa dengan cukup akurat mampu mengklasifikasikannya. Namun demikian, dalam modul ini kita bahas strategi pemasaran secara umum. Dari bahasan yang bersifat umum tersebut diharapkan kita bisa melihat sedikit lebih jernih tentang strategi yang cocok untuk produk informasi teknologi.

Kotler dan Armstrong (1996) dan Kotler (1997) membagi penyusunan strategi pemasaran suatu produk ke dalam beberapa langkah ;

Langkah pertama, yakni diferensiasi, terdiri dari 5 (lima) jenis, yaitu: (a) diferensiasi produk; (b) diferensiasi pelayanan; (c) diferensiasi personil; (d) diferensiasi saluran; dan (e) diferensiasi citra.

Langkah kedua, penentuan posisi penawaran pasar, difokuskan pada dua hal pokok, yaitu: (a) tingkat perbedaan (dari produk) yang akan dipromosikan; dan (b) jenis perbedaan yang akan dipromosikan.

Langkah ketiga, pengembangan produk baru, dibagi ke dalam 9 (sembilan) tahapan, yaitu: (a) pemunculan gagasan; (b) penyaringan gagasan; (c) pengembangan dan pengujian konsep: (d) pengembangan strategi pemasaran; (e) analisis bisnis; (f) pengembangan produk; (g) pengujian pasar; dan (h) komersialisasi.

Langkah keempat, pengelolaan strategi siklus hidup, didasarkan kepada keempat tahapan siklus hidup produk, yakni: (a) tahap perkenalan; (b) tahap petumbuhan; (c) tahap kedewasaan; dan (d) tahap penurunan.

Dari produk strawberry yang akan di pasarkan kita bisa menerapkan system pemasarannya dalam bentuk diferensiasi, penentuan posisi penawaran pasar, dan pengelolaan strategi siklus hidup produk. Untuk proses yang terdiferensiasi kita bisa lebih mengkhususkan pada diferensiasi produk dengan meningkatkan kualitasnya, diferensiasi saluran dengan memilih target pasar yang tepat untuk penyaluran, dan yang terakhir diferensiasi citra untuk menjadikan produk strawberry kita sebagai produk yang memiliki label terkenal.
Bagian 3: Penyusunan Rencana Pemasaran

3.1. Kegunaan Rencana Pemasaran

Pertanyaan pertama yang akan muncul dalam benak kita berkaitan dengan topik utama dalam bagian ini adalah: “Mengapa kita perlu menyusun rencana pemasaran?”. Jawaban langsung dari pertanyaan tersebut adalah bahwa sebuah (konsep) rencana pemasaran berguna dalam membantu kita dalam membangun mengarahkan, dan mengkoordinasikan usaha atau kegiatan pemasaran perusahaan. Dengan adanya rencana pemasaran, kita akan dituntut untuk menganalisa situasi pasar di mana produk kita dipasarkan dan bagaimana situasi atau keadaan pasar tersebut mempengaruhi bisnis kita. Di samping itu, suatu rencana pemasaran yang telah disusun dengan baik akan bisa dijadikan sebagai dasar dalam mengukur keberhasilan program pemasaran perusahaan. Kadangkala, tahap awal proses penyusunan rencana pemasaran sudah bisa dijadikan sebagai penuntun kita dalam menyusun strategi pemasaran.Sebuah rencana pemasaran berisi hal-hal berikut: (i) informasi tentang perusahaan kita dan produk (barang dan/atau jasa) yang dihasilkannya; (ii) tujuan dan strategi pemasaran; dan (iii) teknik yang digunakan dalam mengukur keberhasilan pelaksanaan kegiatan pemasaran perusahaan. Ringkasnya, sebuah rencana pemasaran menggambarkan semua kegiatan pemasaran yang akan dilakukan dalam periode waktu tertentu, biasanya 1 tahun.

3.2. Menyusun Rencana Pemasaran

Dalam bagian terdahulu dari modul ini, kita telah sepintas membahas tentang berbagai hal yang berkaitan dengan manajemen pemasaran. Di antaranya tentang:(i) pengertian pasar, pemasaran, dan manajemen pemasaran; (ii) beda antara pemasaran (marketing) dan penjualan (selling); (iii) rangkaian kegiatan pemasaran; (iv) pengklasifikasian produk (barang); (v) penyegmentasian pasar; dan (vi) strategi-strategi pemasaran. Dalam sub-bagian ini, kita akan mengaplikasikan pengetahuan tersebut, yakni dalam menyusun rencana pemasaran.

Langkah pertama dari penyusunan rencana pemasaran adalah mengetahui dan memahami secara baik komponen-komponen dari rencana pemasaran. Secara garis besar sebuah rencana pemasaran terdiri dari 9 komponen. Komponen-komponen dimaksud adalah: (a) Ringkasan Eksekutif (Executive Summary); (b) Gambaran Situasi Saat Ini (Current Situation); (c) Analisis Pesaing dan Isu-isu (Competitor and Issues Analysis); (d) Tujuan Pemasaran (Marketing Objectives) (e) Strategi Pemasaran (Marketing Strategies); (f) Program Kegiatan (Action Program); (g) Anggaran (Budget); (h) Pengukuran (Measurement); dan (i) Dokumen Pendukung (Supporting Documents).

A. Ringkasan Eksekutif (Executive Summary)

Di dalam komponen yang pertama ini, kita memperkenalkan perusahaan kita dan menjelaskan butir-butir penting atau utama dari rencana pemasaran perusahaan secara ringkas.

B. Gambaran Situasi Saat Ini (Current Situation)

Di dalam komponen ini kita diminta untuk menyajikan informasi tentang hal berikut: (i) lokasi perusahaan; (ii) pasar sasaran; dan (iii) lingkungan kompetitif. Jangan lupa untuk juga menyertakan isu-isu penting yang dihadapi perusahaan.

C. Analisis Pesaing dan Isu-isu (Competitor and Issues Analysis)

Di sini kita memaparkan secara lebih rinci dari analisis pesaing dan isu-isu yang dihadapi perusahaan.

D. Tujuan Pemasaran (Marketing Objective)

Dalam komponen ini, kita diharuskan untuk memaparkan tujuan pemasaran perusahaan kita, antara lain, seperti meningkatkan kesadaran (akan keberadaan) produk (barang) dan/atau jasa yang ditawarkan perusahaan di kalangan khalayak atau pasar sasaran.

E. Strategi Pemasaran (Marketing Strategy)

Setelah memaparkan secara rinci tujuan pemasaran, kita, dalam komponen ini diminta untuk memaparkan secara rinci tentang strategi pemasaran perusahaan. Komponen ini pada dasarnya merupakan inti dari rencana pemasaran perusahaan kita. Isi di dalamnya meliputi ke-empat faktor bauran pemasaran atau marketing mix atau lebih populer disebut sebagai 4Ps, yaitu: product (barang atau jasa); price (harga); promotion (promosi); dan place atau distribution (distribusi).

* Product. Deskripsi lengkap tentang barang dan/atau jasa yang ditawarkan (dalam konteks ini yaitu strawberry) perusahaan kita dipaparkan di dalam komponen ini.
* Price. Deskripsikan dalam bagian ini pula strategi penentuan (pricing strategy) harga barang dan/atau jasa yang ditawarkan dan kebijakan atau sistem pembayarannya (payment policies);
* Promotion. Paparkan secara rinci alat-alat atau media promosi yang akan digunakan perusahaan kita atau taktik yang akan diterapkan dalam merealisasikan rencana promosi (promotion plan) dalam rangka mewujudkan tujuan pemasaran perusahaan; dan
* Place. Di sini kita diminta untuk mendeskripsikan secara rinci bagaimana dan di mana produk perusahaan akan ditempatkan (didistribusikan) sehingga pelanggan mudah mengaksesnya.

F. Program Kegiatan (Action Program)

Di dalam komponen ini, kita memaparkan daftar dari kegiatan pemasaran yang akan dilakukan perusahaan. Deskripsikan kegiatan apa yang akan dilakukan, kapan kegiatan tersebut akan dimulai atau kapan akan selesai, dan siapa yang akan melaksanakan kegiatan pemasaran tersebut..

G. Anggaran (Budget)

Rincian tentang biaya yang direncanakan untuk melaksanakan semua kegiatan pemasaran harus kita paparkan di dalam komponen ini.

H. Pengukuran (Measurement)

Deskripsikan dalam komponen ini target-target numerik yang akan digunakan dalam mengukur hasil dari pelaksanaan atau implementasi rencana kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan. Batas waktu yang ditentukan untuk mewujudkan semua tujuan pemasaran harus juga disertakan. Sebagai contoh sederhana: “Meningkatkan volume penjualan sebesar 10% dalam jangka waktu 12 bulan”.

I. Dokumen Pendukung (Supporting Documents)

Dalam komponen terakhir ini, kita sertakan dokumen-dokumen pendukung yang dijadikan referensi dalam komponen lain dari rencana pemasaran perusahaan kita, misalnya: resume atau resume manajemen kunci, hasil penelitian pasar, spreadsheet, dan yang lainnya.
Bagian 4: Kesimpulan

Dapat disimpulkan secara umum bahwa manajemen pemasaran merupakan bagian tak terpisahkan dari suatu kegiatan organisasi, baik organisasi bisnis yang berorientasi keuntungan (profit oreinted) maupun organisasi nir-bisnis. Organisasi bisnis atau perusahaan yang berkecimpung dalam industri yang berkaitan dengan teknologi informasi tidak terkecualikan. Dengan demikian pengetahuan tentang manajemen pemasaran merupakan salah satu prasyarat bagi seorang yang berkeinginan untuk melakukan kegiatan bisnis. Pengetahuan dimaksud dapat berguna dalam menyusun sebuah rencana bisnis (business plan), khususnya bagian pemasarannya, dalam hal ini rencana pemasaran (marketing plan).Seperti kita maklumi, kita telah, meski serba sepintas, membahas pelbagai hal tentang manajemen pemasaran. Yang lebih penting kita telah lebih banyak mengalokasikan waktu untuk mempelajari bagaimana menyusun sebuah rencana pemasaran. Dengan demikian, diharapkan, setelah membaca modul ini, kita sedikit banyak bisa mulai menyusun sebuah rencana pemasaran untuk perusahaan yang akan kita kembangkan sebagai bagian integral dari rencana bisnis yang tentunya sudah disusun sebelumnya.

Daftar Pustaka

* Yusnadi, (200-). Andragogi, Pendidikan Orang Dewasa. Medan: Unimed Press.
* Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara
* Rukmana, rahmat. (1998). STROBERI, Budi Daya dan Pasca Panen.Yogyakarta : Kanisius
* Sugiharto, toto. (2002).Modul Pelatihan Produk Teknologi Informasi.Jakarta : Universitas Gunadarma

Untuk lebih rinci, silakan download filenya (.docx) disini.

Rabu, 16 Maret 2011

Evaluator POD; tugas 5

Dalam memahami prosedur pendidikan pada orang dewasa (POD), maka ada proses evaluasi yang dalam upaya pemahamannya harus mampu kita dudukkan dengan baik. Yang jadi pertanyaan kemudian adalah bagaimana langkah-langkah prosedural dalam melakukan evaluasi pada POD?
Suprijanto dalam bukunya Pendidikan Orang Dewasa (POD) menjelaskan bahwa ada 7 prosedur dalam melakukan evaluasi POD, yaitu :
  1. Mengecek  Tujuan
  2. Memeriksa apa yang harus dilakukan dalam mencapai tujuan
  3. Mengumpulkan bukti
  4. Menentukan sumber bukti
  5. Menentukan alat untuk memperoleh bukti
  6. Menganalisis bukti 
  7. Menggunakan hasil
Setelah kita memahami dengan baik langkah-langkah prosedural dalam evalusi POD ini, diharapkan kita dapat mengaplikasikannya dengan baik sesuai dengan kebutuhannya. Terimakasih.

Referensi
Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa; dari teori hingga aplikasi.Jakarta: Bumi Aksara.