Pendidikan pada orang dewasa sering di persepsikan dengan pendidikan luar sekolah atau pendidikan masyarakat. Nah, walaupun seperti itu, dalam pendidikan orang dewasa di perlukan sebuah perencanaan yang matang. Pada pembahasan kali ini saya mengangkat masalah mengenai “ perencanaan partisipatif “, dimana semua pihak yang terkait dalam pendidikan dilibatkan dalam proses pendidikan mulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasinya.
Namun permasalahan yang di timbul dari pembahasan kali ini adalah bagaimana jika terjadi perubahan motivasi belajar pada diri individu, dimana pada awal sebelum melakukan proses belajar dilakukan penyusunan perencanaan pendidikan yang menggunakan “ perencanaan partisipatif “ namun hal tersebut terjadi ketika proses belajar telah berlangsung. Apa yang harus dilakukan untuk mengatasi hal tersebut ?
Menurut saya untuk menjawab hal ini, kita harus melihat kembali ke konsep dasar dari prosedur partisipatif diambil dari Pidarta ( 1988 ) dalam Suprijanto ( 2007 )setelah mencermati pendapat Morphet ( 1972 ), Cunningham ( 1982 ), Robbins ( 1982 ), dan McAshan ( 1983). Dimana dalam perencanaan partisipatif ini di jelaskan prosedur sebagai berikut :
a. Menentukan kebutuhan atas dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan.
b. Melakukan ramalan dan menentukan program, tujuan, misi perencanaan prioritas.
c. Menspesipikasikan tujuan.
d. Menentukan standar performansi.
e. Menentukan alat atau metode / alternative pemecahan.
f. Melakukan implementasi dan menilai
g. Mengadakan review
a. Menentukan kebutuhan atas dasar antisipasi terhadap perubahan lingkungan.
b. Melakukan ramalan dan menentukan program, tujuan, misi perencanaan prioritas.
c. Menspesipikasikan tujuan.
d. Menentukan standar performansi.
e. Menentukan alat atau metode / alternative pemecahan.
f. Melakukan implementasi dan menilai
g. Mengadakan review
Nah menurut saya apabila dalam prosedur perencanaan partisipatif tersebut telah dilakukan dan terjadi perubahan motivasi juga pada individu tersebut, maka kita dapat melihat kembali bahwa dalam salah satu bait terdapat prosedur menentukan alternative pemecahan. Menurut saya hal tersebut dapat dilakukan setelah meriview terlebih dahulu .Maksudnya kita sebagai fasilitator juga harus fleksibel, seperti yang di jelaskan dalam prosedur yang harus dilakukan fasilitator dalam pelatihan partisifatif. Nah setelah kita merivew kembali apa penyebab menurunnya motivasi tersebut, kita sebagai fasilitator harus menentukan pemecahan, seperti lebih menyesuaikan kembali kepada tujuan awal, yang sesuai dengan individu – individu tersebut. Mungkin ada suatu hal yang mengakibatkan motivasi individu tersebut menurun. Dalam hal ini kita sebagai fasilitator harus jelih dan lebih mengerti, yang pada akhirnya menuntut pasilitator mengadakan review terhadap hasil yang di capai.
- Suprijanto, H. (2007). Pendidikan Orang Dewasa; dari teori hingga aplikasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar